Dari Rumah Cinta ke Peta Hidup Organisasi: Laporan Ugal-ugalan Seorang Ketua yang (Masih) Belajar

Neng Mayang

Hari ini aku main ke TBM Rumah Cinta. Katanya sih ini cuma TBM biasa—tempat baca, tempat ngopi, tempat anak-anak belajar sambil lari-lari kecil. Tapi begitu sampai, aku sadar ini bukan tempat biasa.

Rumah Cinta ternyata bukan cuma rumah, tapi semacam semesta kecil yang hidup: ada PAUD, ada kolam ikan, ada halaman luas tempat anak-anak main, ada ibu-ibu ngaduk adonan peyek sambil bercanda, bahkan ada cita-cita untuk mendaur ulang sampah jadi kompos dan minyak. Gila, keren banget.

Aku datang pas banget sama peresmian ruang kelas baru buat PAUD-nya. Di tengah-tengah seremoni, aku berdiri nonton sambil ngunyah rengginang, lalu mikir: kok bisa ya taman bacaan segede ini?

Rumah Cinta ini dibangun di atas lahan keluarga yang sebagian diwakafkan. Mereka tanam sayuran sendiri, pelihara ikan dari bibit sampai siap goreng, dan yang lebih keren: hasilnya bukan buat mereka doang, tapi buat masyarakat sekitar. Ibu-ibu diberdayakan, anak-anak dibimbing, dan lahan dihidupkan. Semua bergerak. Semua belajar.

Seperti obrolan yang kusimak dari foundernya, aku juga tahu, semakin kuat suatu gerakan, tetap butuh gravitasi biar ngga buyar. Butuh sistem, butuh jejaring, butuh tangan-tangan yang siap nyambungin titik-titik yang tercerai-berai. Maka tadi aku lempar wacana, yang sebenarnya udah aku simpan lama banget, dan sekarang saatnya kita rapatin.

Kata kuncinya: 20 titik.

Kalau kita bisa rangkul 20 TBM yang punya semangat hidup kayak Rumah Cinta, kita bisa bentuk koperasi. Kita udah lihat buktinya di Pak Farid, Nyimpang Coop, yang koperasinya bukan cuma soal simpan-pinjam, tapi ruang belajar dan kas produktif bareng-bareng.

Sejauh ini udah ada 3 titik taman bacaan yang setuju. 10 titik akan aku kunjungi langsung (gas!), dan sisanya berdasarkan referensi dari teman-teman. Pas 20, kita musyawarah, bikin sistem tahunan, terus jadikan proposal besar buat dikolaborasikan dengan stakeholder lain.

Menurutku kesadaran untuk membangun ruang belajar yang swadaya, itu gak cukup dengan semangat pengorbanan diri belaka, tapi juga perlu mekanisme saling transfer dan berbagi sumber daya, pengetahuan dan imajinasi antara satu pengelola TBM dengan pengelola yang lain.

Nah, targetku sih sampai Agustus ini mau sosialiasi ke 10 titik. Walaupun bukan usaha besar, jujur ini bakal agak repot kalau sendirian. Jadi boleh dong aku minta, dengan segala keriuhan, dengan segala keugal-ugalan ini, untuk bantu sumbang ide, ikut dalam kunjungan ini, atau sekadar doa juga boleh sih.

Karena aku percaya, Rumah Cinta bukan satu-satunya. Masih banyak Rumah-Rumah Cinta lain yang nunggu kita sambungin. Dan semesta yang kuat selalu berawal dari titik-titik yang saling percaya.

[addtoany]

Ketua Forum Taman Bacaan Kab. Karawang, Founder Semesta Literasi dan Aku Kembali ke Sekolah.

Related Post

No comments

Leave a Comment